Saya terpacing dengan komen seorang teman di milis, dan ikut membalasnya. But in a good way.
Ceritanya begini...
Sekolah SMU saya dulu akan mengadakan reuni akbar 30tahun. Sebenarnya berita dan undangan reuni ini udah dipromosikan ke seluruh alumni sejak tahun lalu,which is bagus, jadi para alumni yagingin ikut reuni sudah bisa ambil ancar-ancar cuti dan hitung-hitung biaya dari jauh hari sebelumnya. Maklum, sekolah SMU saya ini berada jauh di Riau sana, di lingkungan perusahaan minyak raksasa US, Chevron, di camp kota Duri. Dan berhubung angkatan saya ke atas sudah nggak dapet fasilitas gratis "corporate plane" dan "housing facility" lagi, mau nggak mau kami terpaksa ngeluarin duit dari kocek sendiri buat pesawat dan penginapan. Emang,Chevron membatasi fasilitas bagi anak-anak karyawan hanya sampai umur 25 tahun dan dengan catatan belum bekerja dan si orang tua masih aktif sebagai karyawan oil company ini.
Kebetulan teman-teman seangkatan saya (dan mostly angkatan-angkatan lainnya juga) nggak banyak yang berdomisili di Duri. Sebagian dari kami, setelah lulus dari SMU, ngelanjuti sekolah ke luar kota/ luar pulau sumatera dan luar negeri. Jadi intinya, yang tinggal dan menetap di kota asal hanya beberapa dan bisa dihitung dengan jari.
Kembali ke cerita reuni, salah seorang teman angkatan saya yang berdomisili di Duri ternyata di tunjuk jadi kordinator angkatan juga merangkap sebagai panitia seksi acara. Berdasarkan hasil rapat para alumni dan survey, ternyata nggak banyak angkatan saya yang akan ikut reuni ini, termasuk saya sendiri. Entah kenapa, sepertinya sang "teman panitia" ini agak sedikit marah dan kecewa dengan kami. Sampai akhirnya keluarlah komen yang nggak enak di milis. Initnya, dia marah dan kecewa dengan "solidaritas, kekompakan, bla bla bla" dari angkatan kami. Belum lagi aksi diam dan pasif dari angkatan saya atas reuni ini.
Banyak teman-teman yang membalas komentar "teman panitia" dengan permintaan maaf karena nggak bisa dateng tanpa alasan jelas. However, teman-teman saya meminta maaf dengan sopan , tapi malah nggak di tanggepin balik oleh "teman panitia" ini. Mungkin karena saya orang batak, sepertinya hanya saya yang ngasih komen "keras" ke teman panitia ini. Intinya saya bilang bahwa untuk datang ke reuni yang di adakan di kota asal kami itu, nggak mudah. Banyak pertimbangan dan alasan bagi kami-kami yang di luar Duri...
Pertama, kami yang berdomisili di luar pulau sumatera harus menghitung budget untuk kesana. Kedua, masalah ijin cuti kantor yang perlu di pertimbangakan. Mungkin banyak teman-teman kami yang jatah cutinya udah hampir habis dan berencana menghabiskannya untuk mudik lebaran, natal, atau liburan dengan keluarga.
Ketiga, banyak diantara kami yang sudah menikah dan berkeluarga. Belum lagi teman-teman seumuran saya rata-rata punya anak balita, jadi nggak segampang itu ninggalin anak-istri-suami tercinta demi sebuah reuni.
Keempat, sebagian dari kami ada yang berstatus "IRT". Which means, penghasilan dapat dari suami. Bukan gaji hasil keringat sendiri. Tentu aja kalo status IRT mau nggak mau harus kompromi sama suami untuk biaya ke Duri. Mungkin kalo "wanita karir", masih bisa lah mencapai Duri dengan gaji sendiri... selama masih single.
Intinya saya bilang, things have changed. Nggak ikut reuni bukan berarti nggak kompak dan nggak solid lagi. Nyatanya, minggu lalu angkatan kami masih bisa tuh bikin reunian kecil-kecilan di PIM. Masih banyak teman-teman yang dateng bawa anak-suami-istri-pacar ke reuni pim. Bahkan sempat kami bahas di reuni dan hampir semua teman-teman saya setuju dengan komen yang saya tulis di milis, bahwa not that easy untuk mencapai dan ikut reuni di Duri.
Sayangnya masih ada orang yang berpikiran sempit dan hanya bisa menunjuk kejelekan orang lain (in this case, teman-teman seangkatan yang di bilang nggak kompak) hanya dari sudut pandangnya aja. Let see, "teman panitia" berstatus lajang, bekerja dan berdomisili di Duri. Tentu aja gampang bagi dia untuk ngomong dan men-judge teman-temannya yang lain seenaknya.
Shallow minded, kalo boleh saya bilang...
Just a random thought yang ingin saya share....
May 5, 2010
Things Have Changed
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 lullabies from others:
Post a Comment