Oct 13, 2009

Kenapa Bali

Ketika memutuskan mau honeymoon, Merdi nanya sama saya mau lokasi dimana. Jawaban saya waktu itu simple dan cuma satu:
"dimana pun selama ada dive spot-nya..." i know, i know.. jawaban yang sedikit egois yah?

Sebagai seorang diver yang maniak dibawah laut, dan berhubung Merdi sudah terjebak dengan janjinya sendiri beberapa bulan sebelumnya untuk mencoba mengikuti "dunia" saya, maka pilihan lokasi honeymoon emang paling tepat di daerah laut. Jadi saya bisa seret merdi kebawah laut, hehehe...

Awalnya pilihan nggak langsung jatuh pada "Bali". Waktu itu sempat ada beberapa lokasi yang kita masukin dalam listing honeymoon getaway kita dengan memperhitungkan budget dan waktu-nya. Ketika itu Merdi nyaranin;

1. Manado : Jelas saya nggak akan nolak kalo di ajak kesini. Manado dengan segala rupa makanan khasnya merupakan surga makanan bagi saya! Dan kalau nyebut "Bunaken", saya bisa tinggal 1 bulan disana buat diving ke setiap pelosok-pelosok dive spot yang ada! Aaah Bunaken....., kau lah surga duniaku!
Tapi setelah saya pikir-pikir, kasian juga Merdi nantinya. Karena udah jelas kalo ke Manado, yang ada Dive Trip, bukan Honeymoon Trip. Bisa-bisa Merdi saya cuekin di kamar hotel, sedangkan saya berkeliaran di kedalaman 35m dibawah permukaan laut. Poor him =D

2. Lombok : Menarik, saya blum pernah nyobain dive di sana. Walaupun katanya nggak sebagus Bali untuk biota lautnya (kalau diving, yang dicari biota laut yang aneh-aneh i.e. mandarin fish, pygmi seahorse, moray eel segede gaban, nudie branch warna-warni etc, dan "big dogs" aka sharks, manta, napoleon, etc). Tapi konon lombok cukup indah buat orang-orang yang ingin mengenal alam bawah laut dengan Snorkling. So, it's a big NO for me :D Bagi saya snorkling itu ibarat "banci"..hehehe
Pikir-pikir lagi, di Lombok juga nggak terlalu banyak tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi. Takutnya honeymoon trip ini berubah jadi membosankan, karena cuma bisa berleha-leha di hotel doing nothing... (hey, bukannya tujuan honeymoon itu berleha-leha doing nothing di hotel ya?? hihihihi..)

3. Thailand : Sempat di tawarin mau nyoba dive di Phuket. Awalnya saya tertarik, maklum belum ada pengalaman dive di luar negri, hihihi. Lumayan kan buat nambahin catatan di dive log. Tapi denger-denger kabar dari temen saya yang pernah dive disana, ternyata dive spotnya nggak lebih bagus dari Bali. What??? Penontong pun kecewa.....
Lagian saya sendiri sebenarnya nggak terlalu suka dengan bangkok. Dari dulu udah berlibur ke bangkok sama orang tua, dan kok ya gitu-gitu aja yah..? Belum lagi orang tuanya Merdi ketika itu juga berdomisili di bangkok, karena bekerja sebagai captain di salah satu maskapai penerbangan thailand, jadi Merdi pun sering ke Bangkok. Akhirnya thailand pun kita coret...

4. Maldives Island : tanpa mikir lebih lanjut, saya langsung jawab "IYA" waktu Merdi nawarin paket honeymoon kesini. Setelah 2-3 hari, baru deh saya mikir; "emang duitnya cukup ya schats?". Ternyata pasangan saya ini baik hati, dia bilang leave it to him, dan sementok-mentoknya tar paling ngorek sedikit duit angpau kawinan, hahahaha... Mulai deh browsing-browsing. Memang nasib sial atau belum jodoh, ternyata persiapan kesana nggak cukup cuma 1 bulan sebelum hari H. karena paling nggak, kami harus booking hotel, tiket pesawat yang cuma ada SQ (terdekat) dan tetek bengek ini itu. Janji tinggal janji, bulan madu tinggal mimpi.... Moral of the stroy: kalau mau liburan ke luar negeri, apalagi lokasi yang jarang dikunjungi masyarakat indonesia, lebih baik persiapkan mateng-mateng minimal 2,5bulan sebelumnya deh.

Akhirnya, berhubung udah kejepit tinggal 1 bulan lagi, Bali pun diputuskan. Standar banget sih emang. Tapi kalo dipikir-pikir, untuk orang yang suka travelling dan laut seperti kami ini, ya paling cucok bali lah. Bali menawarkan wisata-wisata sejarah, budaya, shopping dan pastinya laut! All in. Kumplit semua ada di bali. So Bali it is...

Honeymoon trip ke Bali ini kami persiapkan semuanya sendiri, tanpa travel yang menawarkan paket honeymoon trip seperti weddingku.com yang banyak dipake orang-orang. Awalnya memang saya sempat browsing-browsing paket yg ditawarkan di weddingku. Tapi ternyata pilihan hotel dan harinya nggak begitu bagus. Hotel terbatas, dan maksimal kalo ga salah cuma 5d/4n. Mana puas!!

Jadilah kami urus sendiri itu semua keperluan honeymoon, tepat 1 bulan sebelum hari H. Pesawat, tinggal pesan online "air asia". Murah meriah yang penting nyampe, hehehehe. Sementara untuk hotel-hotel, beruntunglah saya kerja di CBA GROUP, sehingga dapat menggunakan fasilitas "corporate rate" di hotel-hotel yang sudah di tentukan langsung dari ostrali. Iseng-iseng saya cek publish rate di internet, ternyata corporate rate yang kami dapat sebagai employee di diskon hingga hampir 50%! Wow... bungkus!! Tanpa babibu.. saya langsung ngontak departemen di kantor saya yang ngurusin hal-hal beginian. "mba yani...tolong dong bookingin aku di hotel bla.. bla bla..bla..."

Rejeki kawin ternyata emang nggak kemana. Jadi ceritanya kita dapat bonus menginap 2 malam di sebuah hotel di daerah Legian dari penjahit busana resepsinya merdi. Saya lupa merdi jait jas-nya dimana. Sepertinya dia kerja sama dengan salah satu website yang menyediakan paket honeymoon. Jadilah saya pikir saya bisa menghemat duit akomodasi 2 malem, dan dialihkan buat belanja-belanja.

But boy,i was sooooo wrong. Moral story, ternyata yang namanya bonus atau hadiah atau apalah itu yang berhubungan dengan hotel gratis, ternyata tidak seindah janji-janjinya. Begitu sampai di hotel, saya mulai curiga...dan begitu masuk kamar hotel, yaaaak tidak bisa dipungkiri lagi ini hotel bapuk abal-abal nan bau apek buat turis-turis ostrali kere!!! Cukup 1 malam kita disana. Besoknya sepagi mungkin checkout dan pindah hotel yang beradab dikit. hahahaha... Ternyata honeymoon malam pertama kami gagal maning.. Yang ada saya tidur dengan enggak nyaman!


Untungnya sebelum berangkat, saya udah bikin back up plan, in case si hotel bonus ini kondisinya tidak layak huni.... Saya langsung kontak kantor untuk make sure hotel yang saya pilih dari list CBA Group udah di booking mba yani atas nama saya.. dan membawa ID card dan guarantee letter dari kantor. Pheww... selamat lah sudah. Pilihan saya waktu itu All Season Hotel di legian yang ternyata jaraknya dari hotel bapuk itu cuma 50m saja! Hah! Kenapa All Season, karena waktu itu yang masih ngasih harga normal (blum peak season) cuma tinggal All Season dari list yang ada. Sisanya,hotel-hotle lain udah mulai memberlakukan harga "liburan natal dan taun baru", which means corporate rate jadi nggak berlaku. Well, All Season not bad kok.. walopun kamarnya kecil, tapi bersih. Dan memang 2 malam pertama, kami putuskan untuk stay di Legian-Kuta dulu. Mau menikmati keramaian, tour ketempat-tempat wisata (untuk kesekian kalinya...maklum, dalam 1tahun, saya bisa 2x ke Bali hehehe) dan dunia malam (baca: makan malam2) sebelum tewas kecapena nantinya...

Lanjut malam ke 3 dan ke 4, the real getaway dimulai. Lokasi pindah ke area Nusa Dua Beach yang sangat amat private. Emang udah diniatkan dari awal 2 malam mau berleha-leha menikmati alam, ber-honeymoon dan DIVING! Seperti All Season, di nusa dua saya udah booking hotel dari kantor sebelumnya, di bantu mba-mba di General Services Dept. Pilihan jatuh pada Novotel Nusa Dua. Very very luxurious dan a high class hotel dengan harga lumayan mahal (untung ada corporate rate, uhuy!!). Ketika itu novotel masih baru sekitar 8 bulanan, jadi masih fresh from the oven ruangan-ruangannya dan fasilitas yang diberikan juga sangat amat nyaman. Kawasan Nusa Dua emang surganya bali (setelah tulamben pastinya).. dimana pantainya sangat private khusus buat tamu-tamu yang nginap di area BTDC nusa dua. Jadi nggak ada tuh yang namanya es cendol kaya di kuta/legian dengan pemandangan bule kere,hahaha... Pemandangannya pun nggak nanggung-nanggung, pantai dengan pasir putih bersih, laut biru bening dan sesekali anda akan menemukan bulu-bule naked sedang berjemur. Astaghfirullah....eh, Alhamdulillah.... hahahahaha.


Malem ke 5 dan 6 - last day in Bali, kami pindah lagi ke kuta. Alasannya standar. karena harus check out dan kembali ke jakarta, tapi penerbangan jam3 sore, jadi buang-buang waktunya dihabisin di kuta aja, sambil belanja-belanja. Kali ini kami pilih Hard Rock Hotel, biar dapet hiburan gratis di bar-nya dan bisa lanjut ke hard rock cafe malemnya..dan alasan yang paling utama, MAU KALAP MAKAN NACHOS-nya HRC,hehehe. Berhubung udah masuk peak season, harganya jadi meloncat gila-gilaan, 1,7juta sajaaa/malam dan itupun standard room! Haiyaaa...



Oke, back to inti cerita Kenapa Bali, di hari ke 3 ini akhirnya saya berhasil menarik Merdi kebawah permukaan laut. Awal rencana sih, saya mau bawa dia dive di Sanur. Tapi ternyata kalau mau ke Sanur nggak bisa go show, baru bisa berangkat jam 8 pagi besoknya. Berhubung kamu udah punya rencana untuk bersok, which is berleha-leha seharian di Nusa Dua ala bule, jadi mau nggak mau Dive cuma bisa dilakukan hari ke-3 ini dan dimana lagi kalau bukan di TANJUNG BENOA yang isinya cuma sampah doang! FYI, kalau mau coba-coba dive, yaa boleh lah di tanjung benoa, soalnya cuma lokasi ini yang menawarkan discovery dive dengan harga super murah meriah dan ditemanin Dive Master sampai kedalaman max 5 saja! Hahahaha bagi saya sih, ini bukan dive, tapu cuma celup-celup bebek doang.. Isinya pun sampah, karena landspace-nya yang sloopy dan berpasir, bisa ditebak, coralnya sedikit, air keruh (jarang pandang kurang dari 10m) dan ikan-ikan yang ditemuin pun pasaran, seperti banner fish, jika beruntung kadang nemuin nemo dan temannya si dhory. Tapi yah, at least it's better than nothing lah.


Karena ini sebenarnya honeymoon trip dan menyusupkan unsur dive trip, jadilah saya nggak bawa perlengkapan dive saya. Berat bok kalo dibawa2. Dive Gear sendiri aja udah 1 koper khusus dengan dive bag. Jadi semua gear kami rental (kecuali bodysuit yang sengaja saya bawa dari Jakarta), toh juga biasanya dive operator menyewakan dive gear lengkap. Sialnya, wetsuit yang disewakan di tanjung benoa ini shorties semua! Alhasil badan belang-belang nggak karuan dah... huhuhuhu..niat mau tanning sebadan-badan malah rusak jadi belang-belang.


So okay, berhubung saya certified diver yang udah punya license, jadilah saya dapet harga murah (karena nggak perlu divemaster/instructor yang ngawal saya), cukup dengan menunjukkan SIM diving saya itu. Sementara Merdi, dapet harga so-so, hasil nego saya operatornya karena kita cuma butuh guide 1orang buat merdi doang dan 1 orang lagi buat moto-motoin di bawah air, hehehehe...


Diving pun dimulai dengan kursus singkat pengenalan alat dan kode-kode dibawah laut untuk Merdi sebelum naik kapal. Setelah itu lanjut berlayar ke dive spot! Ternyata dive spot yang akan kami telusuri ini berbeda dengan dive spot buat orang-orang yang blum pernah diving/discover dive. Sebelumnya saya udah pernah nyoba dive di tanjung benoa dan dibawa ke dive spot standar buat "turis" dengan kedalaman max 5m saja. Kali ini kami dibawa ke arah kanan tanjung benoa kira-kira 25-30m dari bibir pantai. Ngobrol-ngobrol dengan para guide di kapal, ternyata mereka emang sengaja bawa kami ke dive spot ini "yang lebih advance" katanya, berhubung saya udah certified diver. Syukur deh, bukan ke dive spot pemula itu....


*wajah merdi masih cengar cengir sebelum turun ke 12meter*


Nggak nyampe 10menit, akhirnya perahu kayu bermesin itu berhenti. Kondisi air cukup tenang. Berhubung kondisi perahu nggak memungkinkan masuk ke air dengan cara "back roll", alhasil saya harus memakai BCD di air aja. Lebih enteng sih, daripada harus menggotong-gotong BCD dan tabung scuba di perahu kecil yang oleng. Begitu semua peralatan terpasang dibadan, nggak sabar rasanya ingin turun ke bawah, dan begitu saya intip kondisi dibawah sana, yaoloooooo....airnya butek banget! Kedalaman cuma 12m, tapi saya nggak bisa liat dasar laut! Ini akan menjadi dive terburuk di 2008 tampaknya. So there, akhirnya saya tetap langsung membuang angin dari BCD dan turun ke bawah bersama 1 orang local guide yang ikut bersama kami. Sementara Merdi...... hahahaha saya meninggalkannya di permukaan begitu saja karena dia masih harus adjust pernafasan dengan regulator melalui mulut dan berusaha menenangkan diri dari panik ketika melihat kebawah airnya butek. Poor my husband... Sorry schats, meninggalkanmu di atas... tapi istrimu ini sudah gatel ingin pulang ke alamnya...


bertemu teman lama: si bintang laut!

Dive pertama sukses! Sukses Merdi panik maksudnya! hahaha... Sebagai non certified diver dan belum pernah seumur hidup diving, suami saya ini berhasil kami (baca: saya, dive isntructor merdi dan local guide) seret sampai kedalaman 12m! Padahal teorinya, discovery dive hanya boleh dilakukan maksimal 5-6m saja. Tapi berhubung 3 orang lainnya certified diver semua plus 1 orang bertitle dive master, yaaa nggak apa-apa deh colong-colong dikit buat Merdi. Untungnya begitu mencapai dasar laut di kedalaman 12m, dan bertemu dengan coral jamur raksasa dengan puluhan ikan,paniknya Merdi mulai ilang. Mulai terpesona dengan indahnya bawah laut... (hah?? indah?? ini mah nggak ada apa-apanya di banding bunaken, sayaaaang....hahahaha). Untunga merdi dibekalin roti sama dive instructor kami, jadi dia bisa ngasih makan ikan secara live, dan begitu roti disobek-sobek dan disebarin, ikan-ikan itu pun mulai berdatangan mengerubunin merdi. Hah! Nggak tau aja dia, bentar lagi gigi-gigi kecil ikan-ikan itu mulai kerasa dikulitmu, merdi sayang.... Been there, done that! So there, Merdi mulai ngerasa gatel digigitin semut merah. Secepat kilat saya kasih kode ke dia bahwa ikan-ikan mulai menggerogoti tak hanya rotinya tapi juga kulitnya... Poor baby!



Setelah 30menit di dasar laut, akhirnya waktu untuk naik dkembali ke kapal dan menunggu surface interval untuk dive ke-2. Entah karena panik atau mabuk laut, akhirnya suami saya yang malang itupun dengan rela mengeluarkan isi perutnya ditengah laut! Jackpot baby! Terpkasa deh interval dipercepat biar merdi nggak mabuk lagi karena berada di atas kapal kayu yang kecil... Lanjut ke dive ke-2, sukse! kali ini merdi udah lebih rileks dan bisa menikmati dunia bawah laut. Bahkan, merdi mulai bisa bergerak kesana-kemari walopun buoyancy masih labil. At least, dia nggak stuck berpegangan di coral doang. Dan saya juga udah bisa ngebimbing merdi pelan-pelan untuk menyelusuri dasar laut.


*adegan istri ngajarin suami: baby, control buoyancy-mu, just like me..sombong mode on*



Dive package yang kami dapet ini untuk 2x dive di spot yang sama, dan makan setelah lunch. Standar dapetnya nasi goreng lagi, tapi nggak apa-apalah, abis dive biasanya selalu lapeeeer...


*romance under water*

Jadi begitulah ceritanya...ternyata bali ini untuk menarik merdi ke 12meter dibawah permukaan laut. Merdi's 1st and 2nd dive, sukses gagal dan sukses menyenangkan!



0 lullabies from others: