Sep 5, 2009

Jakarta Bergoyang Dongbret

Akhirnya kamis kemaren mencuri waktu sebentar untuk nonton CCTV kantor (yang sengaja di share di intranet kantor) yang ngerekam peristiwa gempa 2 Sept lalu. Reaksi orang lucu-lucu ya. Ada yang panik, ada yang nangis-nangis, ada yang pasang tampang bengong blo'on dan ada yang langsung ngibrit, cowo pula (sumpah yang ini lucu banget!). Ternyata kalau dilihat dari timer di CCTV ini, gedung bergoyang dongbret kurang dari 1.30menit. Tapi yang kami rasakan waktu itu seperti "the never ending 4 menit". Malah sebenarnya gempa cuma berlangsung 40menit ya? Cuma efek di gedung perkantoran yang tinggi, kerasa lebih lama karena goyangan gedung nggak langsung berhenti pada saat gempa berhenti.



Saya sendiri ketika gempa mengguncang jakarta, sedang di kantor, di lantai 11. Seperti biasa, sedang konsen di tengah-tengah mereview MoU dengan third party. Kebetulan guncangan pertama, temen saya cowo, lewat di sebelah cubical. Saya pikir tadinya hentakan kakinya cukup keras, tapi setelah guncangan kedua, muali deh semua orang pandang-pandangan dengan muka bengong. Sebagian ada yang teriak "gempa ya!?!". Saya langsung meratiin air di botol minum saya. 5detik kemudian goyangan di gedung saya mulai terasa hebat. Beberapa orang udah mulai panik dan cewe-cewe mulai nangis. Secepat kilat saya buka detik.com buat mastiin gempa, dan terimakasih buat detik.com yang udah mengupdate berita gempa saat itu juga. Setelah itu saya matiin komputer, telfon suami dan ibu saya untuk ngasi kabar saya baik-baik aja dan langsung pindah posisi di sebelah lemari brangkas yang kokoh, incase bagian atap rubuh, brangkas bisa menjaga kepala dan badan tetap aman.

Untungnya prosedur kantor saya cukup bagus dalam hal emergency begini. Floor warden/emergency first respon team (yang terdiri dari karyawan kantor sendiri) cepat tanggap, bahkan operation director kami langsung memberi instruksi agar semuanya tenang. Nggak ada yang boleh ninggalin ruangan sampai gempa berhenti total dan instruksi lebih lanjut dari gedung/floor warden. Jadi karyawan nggak ada yang berhamburan ketangga darurat bak anak ayam dikejar musang. Hal ini juga saya alami ketika bekerja di gedung Plaza Bapindo, dimana prosedurnya sangat bagus.

Banyak cerita yang saya dengar dari teman-teman, ketika gempa terjadi, semua irang pada berhamburan lari keluar gedung. Entah karena floor warden yang nggak terlatih, karyawan yang nggak terlalu panik atau latihan gawat-darurat nggak pernah dilakukan di gedung (mungkin pernah, tapi nggak di bawa serius). Padahal sebenarnya itu cara yang salah (kecuali rumah/perkantoran 2 lantai). Yang seharusnya dilakukan adalah diam, mencari tempat aman di ruangan sampai gempa berhenti, bukan lari panik menuju tangga darurat. Alasannya:

1. Kalau semua behamburan ke tangga darurat dengan panik, malah lebih bahaya, bisa jatuh keinjak-injak.

2. Tangga darurat nggak di disain untuk menahan beban seluruh karyawan gedung dalam kondisi gempa, tapi untuk kebakaran (sumber detik.com).

3. Kondisi tangga darurat harus di screening dan di pastikan aman terlebih dahulu oleh petugas yang bertanggung jawab.

Jika semuanya oke dan gempa udah berhenti, maka floor warden baru akan mengevakuasi karyawan keluar gedung. Hal ini untungnya dilakukan oleh perusahaan saya bekerja. Karena team floor warden dan operation director cepat melakukan respon pertama dalam gawat darurat.

Pengalaman dari tempat-tempat saya bekerja, prosedur yang paling bagus adalah plaza bapindo. Dulu sering di adakan latihan gawat darurat untuk melatih dan meminimalisasikan kecelakan. Kalo nggak salah, latihan di adakan 3bulan sekali. Dan latihan itu pun nggak pernah diberitahukan kepada karyawan sebelumnya. nBiasanya hanya floor warden yang tau, tapi nggak dikasih tau jam brapa latian di adakan. Hasilnya, sangat memuaskan! Signal/sirene gawat darurat langsung dibunyikan, lampu dan listrik dimatikan, sehingga karyawan yang menganggap ada apa-apa, jadi terlatih untuk nggak panik, dan instruksi dari floor warden pun cepat direspon karyawan.

Saya rasa sebaiknya gedung-gedung perkantoran harus mulai menata prosedur emergency first respond-nya dan mulai sering mengadakan latihan-latihan gawat-darurat sesering mungkin untuk mengantisipasi kepanikan karyawan.

Sama seperti teman-teman lainnya, gempa 2 sept cukup meninggalkan memori buruk dan trauma besok harinya. Semua orang masih paranoid dan ngerasa goyang. Mudah-mudahan gempa-gempa dasyat nggak lagi mengguncang indonesia...




Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

0 lullabies from others: