Sep 24, 2009

WHAT THE HELL IS GOIN ON????

kenapa blog ini theme-nya jadi berubah??? apa ada hacker yang merusak blog saya???? i never changed it anyway... huhuhuhu gimme back my old theme!

oooh i sooo need to spend some time to edit HTML code to the previous one... kerja kerasssss!!!

Sep 8, 2009

To Let Go

Twenty two years ago, i had a turtle. I captured him and kept him in a box. I gave him food and water and thought he would love me and stay in my house. But the turtle wouldn’t eat. Finally, my daddy, who had said it was okay to keep the turtle, told me to let him go.


My dad didn’t make me do this right away. I didn’t want to let the turtle go because i loved him. He seemed very old but charming and wise. He most likely was older than me. I thought the turtle had something great to tell and share with me.


When my parents and I were on our way to go to the store, my dad told me I had to put the turtle back where i found him. So I placed him back under the very same bush. At that time, the turtle seemed in no great hurry to leave. I took this as a sign that the turtle loved me and would stay, that the problem was the box, not me. Now that the turtle was outside, he would choose to stay.


As we left in the car, my dad thought that this was not true. The turtle will leave, he said. "No", I told him. When we returned home, I looked under the very same bush. The turtle was gone. I looked under other bushes, then the yard, then the street. No turtle. I cried. I think the turtle didn’t love me, that he had nothing to say to me after all.




Today, the spear like flower points to the sky. I have become aware that every live creatures is not a pet we can keep in the box and cultivate the way we want. Every live creatures will gone. The earth herself will not speak to us.
I have learn something precious: to let go….

I remember you, turtle.

Sep 7, 2009

Tell Me How Does It Feel Again??


Memasuki minggu ke 3, rasa-rasa aneh itupun mulai bermunculan satu persatu.

So far, saya harus dealing dengan mabok pagi-siang-sore yang nggak habis-habisnya. Kayanya satu-satunya waktu yang nggak ada rasa mual cuma malam hari. Well, at least bisa istirahat cukup. Beban terberat sampai saat ini: harus menyesuaikan diri di pagi hari saat harus berangkat ngantor. Yah mana harus siap-siap, mana harus menahan the never ending morning sickness, bawaan males dandan ke kantor dan nggak kuat cium bau wangi-wangian. Lucunya, kemaren sore saya baru treatment hair spa, sehingga aroma hairspa masih nempel dirambut saya sampai detik ini. Kata Merdi rambut saya wangi banget. Tapi saya sendiri nggak kuat cium baunya... hahahaha... Bahkan bau wangi baju yang baru di cuci aja saya nggak kuat. Satu-satunya bau yang bisa diterima (dan jadi life savior) cuma wangi buah jeruk segar dari kulkas. Jadi deh kemana-mana bawa jeruk. Selidik punya selidik, ternyata ibu mertua saya waktu hamil Merdi juga ngalamin hal yang sama. Dan ternyata suami saya sampai sekarang paling nggak suka dengan wangi-wangian terutama parfume (nggak termasuk wangi rib eye, sate atau martabak yah hehehe). Jadi saya rasa jelas lah si jabang bayi ini anaknya siapa!! hahahahaha....


Masalah klise lain yang sedang dihadapi, perut jadi kenceng banget dan sometimes suka keram-keram kecil. Untungnya nggak sesakit kalau mau period. Rasanya lucu juga yah...hihihi...


Dan masalah terbesar sampai hari ini, tidak lain dan tidak bukan: celana dan baju mulai sempit semua! hiks... Tadi pagi pas mau siap-siap ke kantor, celana panjang terasa sempit banget, sampe-sampe kalo duduk, perut jadi sakit. Sementara stok pakaian kantor saya kebanyakan celana panjang dibanding rok/terusan.
Merdi suruh beli celana baru buat ngantor, hmmm saya rasa duit THR taun ini akan berputar disekitar kasir-kasir toko baju. Entah ini emang efek baby, atau karena abis sahur tidur lagi dan nggak pernah olah raga... tapi kayanya sih yang pertama deh. Hiiiii..


Food craving sampai detik ini untungnya nggak aneh-aneh. Awal puasa kemaren, pengen banget makan ayam goreng bumbu kuning plus serundengnya. Gawatnya yang di idam-idamkan ayam gorengnya ibu kosan saya dulu di bandung. Waktu itu belum ketauan kalo saya hamil, jadi Merdi pun bawaannya santai aja, tapi tetap berusaha nyariin ayam goreng idaman itu. 1 minggu nyerah nggak dapat ayam goreng, akhirnya lapor ke ibu mertua saya, nanya dimana biasa jual si ayam itu. Untungnya ibu mertua berbaik hati, tiba-tiba besoknya pas pulang kantor, ayam goreng bumbu kuning plus serundeng udah tersedia di meja makan. Sluuurp...wuenaaak tenan!
Minggu lalu, another food craving datang lagi. Kali ini harus dapat kepiting saos padang! Dan itu udah jam 10 malem aja...heuhuehue. Satu-satunya kepiting terenak yang pernah saya makan, kepiting Tambora dari balikpapan. Mampus nggak tuh?!? Hahahaha... Jadilah rabu malam itu saya dan merdi, abis cek up dari RS Asih, nyari kepiting sampe ke cilandak sana yang konon katanya ada seafood enak. Padahal sebenarnya di Benhil juga ada seafood enak langganan keluarga saya: Santiga Seafood. Tapi nggak kepikiran! Bodohnya kami... Jauh-jauh muter, dapet-dapetnya seafood selebah rumah juga, di Tanah Kusir...dan rasanya maknyuuuuss sekali! Padahal seumur-umur blum pernah makan seafood disitu. Jadi begini toh rasanya ngidam... hihihihi...


Perasaan terakhir yang aneh banget, kok bawaannya pengen masak mulu nih... Padahal saya paling nggak suka masak! Sejak nikah sampai detik ini, saya belum pernah masakin merdi kecuali indomie, hahahaha... Nah sekarang jadi rajin nonton Asian Food Channel, atau liatin mas Jamie Oliver bahkan sampe acara masak-masaknya chef Batara. Curiga nanti anaknya nggak mau makan kalo nggak dimasakin emaknya deh.. :P



Hmmm... minggu-minggu selanjutnya bakal ngerasain apalagi nih yaa...?
Okay, i'm going to have potato chips and ice cream now... it's my comfort snack :P

Sep 5, 2009

Jakarta Bergoyang Dongbret

Akhirnya kamis kemaren mencuri waktu sebentar untuk nonton CCTV kantor (yang sengaja di share di intranet kantor) yang ngerekam peristiwa gempa 2 Sept lalu. Reaksi orang lucu-lucu ya. Ada yang panik, ada yang nangis-nangis, ada yang pasang tampang bengong blo'on dan ada yang langsung ngibrit, cowo pula (sumpah yang ini lucu banget!). Ternyata kalau dilihat dari timer di CCTV ini, gedung bergoyang dongbret kurang dari 1.30menit. Tapi yang kami rasakan waktu itu seperti "the never ending 4 menit". Malah sebenarnya gempa cuma berlangsung 40menit ya? Cuma efek di gedung perkantoran yang tinggi, kerasa lebih lama karena goyangan gedung nggak langsung berhenti pada saat gempa berhenti.



Saya sendiri ketika gempa mengguncang jakarta, sedang di kantor, di lantai 11. Seperti biasa, sedang konsen di tengah-tengah mereview MoU dengan third party. Kebetulan guncangan pertama, temen saya cowo, lewat di sebelah cubical. Saya pikir tadinya hentakan kakinya cukup keras, tapi setelah guncangan kedua, muali deh semua orang pandang-pandangan dengan muka bengong. Sebagian ada yang teriak "gempa ya!?!". Saya langsung meratiin air di botol minum saya. 5detik kemudian goyangan di gedung saya mulai terasa hebat. Beberapa orang udah mulai panik dan cewe-cewe mulai nangis. Secepat kilat saya buka detik.com buat mastiin gempa, dan terimakasih buat detik.com yang udah mengupdate berita gempa saat itu juga. Setelah itu saya matiin komputer, telfon suami dan ibu saya untuk ngasi kabar saya baik-baik aja dan langsung pindah posisi di sebelah lemari brangkas yang kokoh, incase bagian atap rubuh, brangkas bisa menjaga kepala dan badan tetap aman.

Untungnya prosedur kantor saya cukup bagus dalam hal emergency begini. Floor warden/emergency first respon team (yang terdiri dari karyawan kantor sendiri) cepat tanggap, bahkan operation director kami langsung memberi instruksi agar semuanya tenang. Nggak ada yang boleh ninggalin ruangan sampai gempa berhenti total dan instruksi lebih lanjut dari gedung/floor warden. Jadi karyawan nggak ada yang berhamburan ketangga darurat bak anak ayam dikejar musang. Hal ini juga saya alami ketika bekerja di gedung Plaza Bapindo, dimana prosedurnya sangat bagus.

Banyak cerita yang saya dengar dari teman-teman, ketika gempa terjadi, semua irang pada berhamburan lari keluar gedung. Entah karena floor warden yang nggak terlatih, karyawan yang nggak terlalu panik atau latihan gawat-darurat nggak pernah dilakukan di gedung (mungkin pernah, tapi nggak di bawa serius). Padahal sebenarnya itu cara yang salah (kecuali rumah/perkantoran 2 lantai). Yang seharusnya dilakukan adalah diam, mencari tempat aman di ruangan sampai gempa berhenti, bukan lari panik menuju tangga darurat. Alasannya:

1. Kalau semua behamburan ke tangga darurat dengan panik, malah lebih bahaya, bisa jatuh keinjak-injak.

2. Tangga darurat nggak di disain untuk menahan beban seluruh karyawan gedung dalam kondisi gempa, tapi untuk kebakaran (sumber detik.com).

3. Kondisi tangga darurat harus di screening dan di pastikan aman terlebih dahulu oleh petugas yang bertanggung jawab.

Jika semuanya oke dan gempa udah berhenti, maka floor warden baru akan mengevakuasi karyawan keluar gedung. Hal ini untungnya dilakukan oleh perusahaan saya bekerja. Karena team floor warden dan operation director cepat melakukan respon pertama dalam gawat darurat.

Pengalaman dari tempat-tempat saya bekerja, prosedur yang paling bagus adalah plaza bapindo. Dulu sering di adakan latihan gawat darurat untuk melatih dan meminimalisasikan kecelakan. Kalo nggak salah, latihan di adakan 3bulan sekali. Dan latihan itu pun nggak pernah diberitahukan kepada karyawan sebelumnya. nBiasanya hanya floor warden yang tau, tapi nggak dikasih tau jam brapa latian di adakan. Hasilnya, sangat memuaskan! Signal/sirene gawat darurat langsung dibunyikan, lampu dan listrik dimatikan, sehingga karyawan yang menganggap ada apa-apa, jadi terlatih untuk nggak panik, dan instruksi dari floor warden pun cepat direspon karyawan.

Saya rasa sebaiknya gedung-gedung perkantoran harus mulai menata prosedur emergency first respond-nya dan mulai sering mengadakan latihan-latihan gawat-darurat sesering mungkin untuk mengantisipasi kepanikan karyawan.

Sama seperti teman-teman lainnya, gempa 2 sept cukup meninggalkan memori buruk dan trauma besok harinya. Semua orang masih paranoid dan ngerasa goyang. Mudah-mudahan gempa-gempa dasyat nggak lagi mengguncang indonesia...




Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sep 1, 2009

Another Rookie From Hell

Sebenarnya ini postingan di blog saya yang lama.. tapi entah kenapa saya pengen sharing lagi disini karena akhir-akhir ini saya sedang menghadapi rookie from hell kaya ini...


Ternyata orang sombong di dunia ini sangat amat gampang dicari. Peratikan saja. Semakin banyak dia bercerita akan kehebatannya, semakin mudah di baca karakter dan kehidupannya. Coba amati 1 orang yang banyak omong gede…


Ada seseorang yang saya kenal yang selalu menceritakan betapa hebat kerja kantornya, hidupnya, dan
segala macam ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Kerjaan saya begini. Kehidupan saya begitu. Aktivitas saya seperti ini. Orang tua saya suka begitu. Keliatannya Cuma tetangganya doang yang ga hebat… mungkin takut disaingin. Heran.. Bagi saya hidup apa adanya saja. Biar saja bukan dianggap siapa-siapa. Bukan kah lebih bagus kalo orang lain sulit untuk mengukur “kehebatan” kita yang sebenarnya??


Jadi, pokonya ini orang soknya tujuh turunan deh kira-kira.. padahal statusnya belum ada 15tahun kerja kantoran. Hidupnya juga baru berkisar 30 tahun di bumi ini. Lagi enak-enak ngobrolin masalah A, dengan sok taunya mengeluarkan jurus-jurus (non) jitunya ke forum. Lagi komplain masalah tukang parkir di Jakarta,
eeh dia malah membanggakan kehebatan kampung halamannya dan segala macam birokrasi dan sistem
kampunya yang manusiawi. All and all, ini orang selalu menganggap lawan bicaranya sebagai makhluk kurang pengetahuan dari desa belakang gunung. Pernah juga lagi sibuk kerja teamwork suatu acara.. eh malah pengumuman keras-keras kalo semua itu hasil menejemen dan kerja keras dia, plus diikuti dengan mencaci maki orang lain yang nggak bisa on time karena ada urusan urgent mendadak. Gak sopan amat. Dan anehnya….dia nggak sadar bahwa kelakuannya itu membuat orang-orang disekitar menghindari dia.
Nggak sadar kalo dia udah menjadi sissy bitchy in the whole universe.


Ini yang saya namakan sebagai: the rookie from hell. Atau, mungkin lebih tepatnya “miss-she-thinks-she-can-do-better-than-everybody”.


Kenapa ya orang-orang seperti begini ini kok ya jarang menjejakkan kaki ke bumi. Kerjaannya cuma mengawang-awang di alam impian. Merasa paling ok dan paling hebat sendiri sejagat raya. Padahal sakit lho kalo jatuh…(and they will fall sooner or later…oh yes indeed..)


GEDUBRAK!!!


What’s that?

Oops it’s the sound of another rookie sombong jatuh dari langit… Little do they know that the gravity of life/reality/dunia nyata will always pull them down to the ground..


Ouch...

Does it hurt? I told you so…..

Heran… mungkin mbahnya nggak pernah ngajarin “ilmu Padi"…..

Ladies and gentlemen, i present you....

One of the best playground i ever have:


*click on the photo to get large size*


I forgot the exact location, it's either in Tanjung Kelapa or Muka Kampung (North Sulawesi).

isn't it breathtaking......

ooh here comes the bad news; as you can see on my previous post, i won't be able to get my Nitrox License for the next 1,5 years or so... and bye bye Tulamben trip on Oct... :(

Say Hello To The New Life!!

Hi there lil' fella.... :))


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!