Jun 29, 2009

Is it work?

Testttttt!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Jun 21, 2009

A Peek Of What I've Been Up Lately

July is almost come. Can you guys believe that?!! Pheew..the days just flew by like nothing!
Not much to update.. just another random activites from this week:

# Finally after (almost) 1 month, saya makan sushi lagi. Kali ini di Takigawa, setiabudi building, paling deket dari kantor. Iseng-iseng jam makan siang kesana sama temen deket saya di kantor, si bule ostrali, Matt (kalo anak-anak sih manggilnya si memet, biar lebih indonesia gituh...). Saya kelaparan, Memet nggak biasa "makan gede" di siang bolong. Akhirnya kami putuskan order 1 set shabu-shabu, 1 california roll, dan... sashimi! Saya kenyang, si Memet mau meledak...ha ha ha


# Perusahaan tempat saya bekerja sedang "dealing" dengan salah satu perusahaan asing gede. Bisnisnya nggak main-main kali ini. Karena saya orang legal di kantor, jadilah saya diseret untuk SELALU ikut meeting. Tampaknya "selama ada orang legal" marketing lebih nyaman.... kalau ada yang salah, blame it to legal....Hmmm......
Kata temen-temen dari departemen lain, saya terlalu perfeksionis.. tapi saya bilang saya nggak perfeksionis. Bidang pekerjaan saya yang sebenarnya bikin saya jadi perfeksionis kaya gini. Kalo legal contractnya sampe ngaco, bisa-bisa saya digorok kaya sapi kurban....
Anyway, i'll try my best dalam draft dan reveiw itu legal contract.


# Jumat siang setelah lunch sama Merdi akhirnya saya berhasil mencuri waktu ke kantor pusat Batavia Air.. bukan untuk booking tiket, tapi untuk ngambil SI MAJALAH ini!! Teeheee...! Sedikit bocoran dari si owner, tadinya cover majalah itu mau dipasang foto saya yang lagi underwater di kedalaman 20m. Tapi setelah di retouch sana sini, posisinya kurang oke untuk cover.....huhuhuhuhu akyu sediiih! But, ya sutra laah.. hati saya cukup terhibur melihat tampang-tampang kami para divers di majalah itu...


Tapi frankly speaking, pose saya yang ini emang nggak banget sih buat cover majalah... kaya cicak lagi nemplok! hahaha.. Kalo saya tau mau jadi cover majalah, pasti saya lebih jaim dan nggak clowning around gini deh... Bisa-bisa bergaya narsis tingkat akut kaya si clems di bawah...


*clems, the real under water banci kamera... pose lu boleh tahan jek! hahaha*



# Sebagai penutup di minggu ini, I BOUGHT 2 PAIRS of LEVI's!! Woooohoooo...
I Heart Levi's and I'm sooooo BROKE! har har!


Dan minggu depan.... saya harap semuanya berjalan lancar dan menyenangkan.... (yeah rite, besok senin jam 9 pagi aja udah meeting lagi sajaaaah!)

Jadi inget slogannya SMART = Sampai Mati Aku Rapat Teruuuuus!!!


Crap!

Jun 16, 2009

Thing I'd Kill For...

Good Dive on a clear sunny day, cool day... WITHOUT seeing any soul.


or perhaps accompany by this little fella...
Look closely and you may see little fella and I was trying to "walk" along together. We even carried on a wierdo conversation. I wonder what we said to each other?


*photos courtesy of fredi, who happens to be my dive buddy*

Jun 15, 2009

Dear You

Hey you!
Yes, i'm talking to you...!
I know you've been following my blog (c'mon don't be so GAPTEK; i can trace your ip address and even more, your browser, your proxy and your exact location through internet!).

And if you feel "sakit hati" after reading my post, hey it's not my fault! This is my space where i can write anything i want especially about my life (yes including my past, my exes or even your ex boyfriend who was ceating on you!).

So anyway, to avoid more "sakit hati" after found out what happened on my previous life, DON'T READ MY BLOG. Trust me. I'm telling the truth.


groetjes,
the owner of this blog

Jun 13, 2009

Yes.. I'm So GAPTEK

Does anyone know how to push blog from blackberry...?
Im such a gaptekers ^_^

Jun 11, 2009

Our Future Baby Name

hooooo i'm sooooo not gonna tell you, since you guys might steal my ideas!! Mehehe...

well, okay.. maybe i'll share a lil. Just a little. That's the purpose why i write this post, right?


Anyway, after long chat with my husband in the past 5 months, we decided to name our future baby(ies) :

1. Will contain at least 3 part: first - middle name - (merdi's) surename; Murti.

2. a non arabic name. I'm not into arabian name's fan, which everybody do nowdays. I mean, c'mon.. why should use arabic's while you can choose many many many beautiful yet meaningful indonesian (sanskrit) name.

3. We're going to name it after my dad's. The basic consideration was, this kid will have Merdi's surename, so, i have to say goodbye to "de Saire". After having quick bergain, we decided that if if a he, we'll name him Alexander, and (either) Alexis or Alexandra for a girl. My fave one is Alexis, but Merdi said there is this one "cafe remang-remang" in Ancol named Alexis and it's kinda popular among his highscool buddies. We'll see....

4. I'm more into western name. Someone told me maybe because i'm half caucasian :P My kind of option would be (before merdi's approval):
girl:
- chloe --> origin: greek. meaning: blooming.
-maddison --> origin: old english. meaning: the son of mighty warrior
-Kaleila --> origin: they said it's arabic, but well at least it doesnt sound like one! meaning: the beloved.
-Marguarite --> origin: dutch! ha ha it runs in the family!!
boy:
- collin: merdi said reminds him of the bad boy; collin farrel. meh!
- can't think of any...

5. While merdi is more into japanese name. hmmm... i dont think western and japanse will make a good combination.


Guess me and merdi have to "sering buka buku bayi" to get more ideas! And ooh... I never thought that to find a perfect baby's name can be sooo depressing... Oh well!

Yay! We're On Magazine!!

Setelah 1 bulan penuh menjadi bulannya merdi, akhirnya bulan july nanti akan menjadi bulan saya.... hahahaha..

Bulan May 2009 lalu, ceritanya merdi masuk majalah "Her World" versi Indonesia. Sibuk bangga sana sini (sama orang-orang rumah), wajahnya dan namanya nampang di majalah sebagai instruktur Aikido, 3 HALAMAN penuh! Dan majalah tersimpan apik di kamar kami, hahahahaha...

*tee heee! way to go babe!*

Goed gedaan schats!


And now.. bulan juni ini, giliran saya yang masuk majalah! Woo hoo...!! Okay, emang sih majalahnya nggak komersil seperti Her World, Cosmo, Femina etc etc.. At least, ada foto-foto wajah saya dan beberapa dive buddy lain numpang "nampang" di majalah Inflight Magazine Batavia Air *wink wink*... Ceritanya inflight magazine ini sedang meliput dunia bawah laut bunaken dan dive sport. Kebetulan owner batavia air menyuruh sang reporter untuk ngontak ke saya buat dokumentasi bunaken... and voila.... jadilah saya masuk majalah!


*Fred, Matt, me, Yasmine, Clems & Irine, after three dives @Bunaken island, april 2009*
*our happiest moment, BBQ time!!*




Penasaran sama isinya...? Come fly with Batavia Air sajaaaa yaah.....!

Jun 8, 2009

Keep Your Enemy Close But Keep Your Dive Buddy Closer




*Us, exploring USS Liberty Wreck, tulamben may 2007*

Banyak hal yang bermanfaat yang saya dapat dari diving. Diving bagi saya bukan sekedar senang-senang, bukan cuma sekedar fun sport. Diving bukan cuma sekedar hobi, tapi diving adalah bagian dari hidup saya, jiwa saya.

Diving mengajarkan bagaimana caranya menghargai alam. Menghargai teman satu team/dive buddy. Dan yang paling penting, diving mengajarkan saya cara mengontrol diri dari panik.

Suatu ketika, saya pernah mengalami masalah di dalam laut ketika dive. Saat itu saya sedang menyelam di salah satu spot dive di Bunaken yang merupakan palung laut dan berada di kedalaman 20m dari permukaan laut dengan current yang agak kencang. "Gauge" atau alat untuk membaca udara dalam tangki saya menunjukkan sisa udara kurang dari 10bar. Nggak lama kemudian, kaki kanan saya mulai kram. Udara yang saya hirup mulai terasa berat dan dada saya mulai sakit. Pikiran yang pertama kali menguasai otak saya adalah tetap tenang dan tidak boleh panik. Sebisa mungkin saya mengontrol pernafasan saya dari udara yang tinggal sedikit itu dan mulai berpikir bagaimana caranya saya memanggil dive buddy saya yang kebetulan berada 5m di depan saya. Akirnya saya memutuskan untuk bergerak ke arah "dead coral" dan berpegangan disana dengan kondisi kaki kanan kram. Dengan kedalaman 20m, udara di tangki saya tidak akan cukup mencapai permukaan laut. Karena saya masih harus melakukan "safety stop" di kedalaman 15m selama kurang lebih 5menit untuk membuang kadar nitrogen dalam darah saya. Saya tidak boleh langsung naik kepermukaan atau mengembangkan BCD (pelampung yang terhubung dengan tangki udara) saat itu juga karena resikonya paru-paru saya bisa pecah karena perubahan tekanan yang besar dan kadar nitrogen yang ada dalam darah saya masih cukup banyak.


*turtle in lekuan 1, bunaken*


Soon setelah saya mencapai coral untuk berpegangan, saya berusaha menarik perhatian dive buddy saya yang berada di depan saya dengan mengetok-ngetok besi pointer saya ke tangki. Biasanya suara ketokan itu bisa terdengar sampai jarak 7m, tergantung kondisi air dibawah. Untung dive buddy saya cukup aware dan langsung mencari sumber suara. Saat dia melihat ke arah saya, secepat itu juga saya memberi signal bahwa saya "out of air", dan udara di tangki saya kurang dari 10bar. Saya juga memberi kode ke dive buddy bahwa saya butuh share air dari tangki dia dan secepatnya melakukan safety stop di 15m dan langsung naik ke permukaan. Untungnya udara di tangki dive buddy saya masih ada sekitar 30bar, dan dia langsung memberikan octopusnya ke saya (octopus: secondary/back up regulator yang terhubung dengan tangki). Akhirnya kami bisa melewati safety stop di kedalaman 14m selama 5menit dan naik ke permukaan dengan selamat.


Pengalaman diving tersebut sangat berharga dan mengajari saya nilai-nilai penting atas diri sendiri dan dive buddy. Bagaimana kita menghargai diri sendiri dengan mengontrol kepanikan agar bisa menyelamatkan diri sendiri dan bagaimana kita menghargai peran dive buddy yang begitu penting dalam menyelam. Menghargai nggak hanya dalam keadaan "emergency", tapi setiap detik ketika sedang berada di bawah laut. Cobalah untuk selalu stay close dengan dive buddy kita di kedalaman berapapun, karena semuanya bisa terjadi.

Saya beruntung mempunyai teman-teman satu team yang begitu hebat..
Dan saya sangat beruntung mengenal dunia dive, dunia bawah laut yang belum tentu bisa dinikmati oleh semua orang....


*beautiful bunaken*


Terimaksih Tuhan untuk semua pengalaman dive yang saya dapat selama ini...

Jun 6, 2009

Our Milestone

Our milestone were marked with things bellow:

#1. June 2002
This was when we first met. I remember this definetely! After long chat on phone, few days later, he finally introduced him self to me by shaking hands! har har! A couple days later, we had our first date, ice cream @ piza cafe, followed with "makan martabak" in UNPAR's wind tunnel.


#2. Augustus 2003
His last day in bandung. He had to go back to Jakarta, while another semester has just begun for me. He asked for a goodbye hug. At first i thought just a simple hug as a bestfriend. Turned out, he hugged me so damn tight and it last for about 3 minutes. That moment, he (and me) knew that we were fallin in love and were gonna miss each other. I still remember when he said: i'm gonna miss you, take care your self...


#3. March 2004
He came to Bandung. Later that night, he whispered on my ears: I love you... That was the first time he said such thing to me. I was pretty shocked, but happy at the same time.
I slept with smile that night.


#4. July 2004
He invited me to parent's house, and introduced me to his mom. I was quite nervous...
His mom was so kind to me. She asked me to sleep over at her house.
After he walked me home, he update me with good news: mom likes you..


#5. August 2004
The day he fell in love with me.. deeply in love.. And so do I... =) He came to visit me in Bandung and we had a long chat that night. *thankyou for that day, schats*. A day later, we walked to our campus as a couple..


#6. February 2005
I still remember accurately when he said: my hearts wants you. i need you. I love you not by head. Than he asked me to have our offical "tanggal jadian". It was 14 february, 12.25am, a valentine's eve.


#7. February 2008
Three years after serious dating and long discussions about marriage and future, he asked me to marry him. he proposed me on our dinner date. I hugged him and replied "I do!"
I was so happy that night! He was so happy that night!


#8. May 2008
His family came to my parent's house for "Lamaran"...


#9. December 13, 2008
officially husband and wife!
The night before our wedding day he asked me to meet him at the loby hotel where our wedding was held. I told him that it was a bad idea.. To see you bride before the weeding brings bad luck. But i guess the groom-to-be was missing his bride-to-be oh so much. Thus, he asked the parents whether he can visit my room that night, and i remember his dad said: no way jose!! You supposed to be in bed now! har har.. poor baby =)

And tonight, at the ICU room, he hugged and whispered at me... thank God i have you in my life.. i love my wife so much...
And i'm smiling while writing this post.


So, here we are now.... our love to each other grows every second...every minutes...every hour...every day.. and hopefully will last forever.

Thank you schats, for every little step you made...

Life And Death - Just A Same Concept

*this is my old post in previos blog. and i feel like to post it again, in here*


I knew from experience that sickness is the most difficult condition in our life rather then heartbreak or a wilderness diving trip.


We think life and death or sickness and health are separate phenomena. We never think life and death are the same; that would be illogical. Only one problem, reality isn’t logical, truth is not rational. Only our minds are.
We spent many days trying to make what we sensed to be important to come out. But when we were in the middle of a long painful sickness and the apprenticeship to the art of life and like any apprentice, we did not have the master’s perspective. Desire, sickness, health, remembering, freedom, fear, were things we had not live sufficiently.


We are so egoistical, so arrogant that we want to make reality into a concept, reduce life to a logical idea. We were so busy looking for meaning for “me”, we spent all our time looking for some concept of truth, and couldn’t hear any wisdom from everybody. We usually ended up playing a game of life and pretend. But truth is what is left when we drop all concepts.


All human beings are ill, therefore I am ill. Our sickness will last as long as there is ignorance and self-clinging. As long as beings are sick, I my self will remain sick. When our own health broke, something hard and bitter in us broke as well. But we do learn how to deal with sick and pain. Who is not or ill in some way?? Death is a one thing at which we cannot fail. When we are trying to be strong, defending ourselves, we can’t let ourselves get sick. We force our self to stay well because we don’t feel strong enough to be vulnerable. It is a way of saying I will remain human.


Delusion is a concept. Enlightenment is a concept. Health is a concept, sick is another concept. We seek after health and try to avoid our sickness, seek after enlightenment and try to avoid delusion. All are just concept. Without concept, we find ourselves unbounded, undefined, and our greatest fear is to live without boundaries, without definitions. Everyone and everything can come in.


Finally, all concepts have something to do with a new experience of faith. Not faith as we learn: a compulsory belief in something one can’t really know. There was faith as an ideal. This is more of what I call: “a willingness to take the next step even though what will happen”.

We do not leave make-believe behind when we emerge into so-called-adulthood. We just call it rationalization is more important to life. How difficult it is to know the actuality of our inner voice, to know it is not some fiction we have created, a rationalized mask over our own godless wildness. We want it to be free of our self and were at the same time afraid that to be so was a kind death.


*soraya, 21 oct 2005*

Is This Love

performed by WhiteSnake.


Lagu ini selalu menjadi love song kami. Mungkin love song kami ini agak sedikit beda dengan orang-orang pada umumnya; romantic-slow-love-song. Sementara love song kami agak sedikit nge-rock. 80ies rock song.

ketika disuruh ngisi questioner tentang "lagu cinta"dari MC resepsi pernikahan kami, entah kenapa kami berdua sama-sama nulis judul lagu ini. Padahal sebenarnya lagu ini nggak pernah officially kami declare sebagai our love song. Hanya saja kami seneng muter CD ini kalau sedang di mobil. Berarti otak kami berdua kompak dan connect satu sama lain, hahaha...

Saya sendiri sebenarnya udah suka lagu ini dari jaman kapan taun..jaman sebelum pacaran. Kebetulan selera musik saya dan pasangan, sama-sama penggemar rock band jaman 80an-awal 90an *maaf kalo sedikit norak, but heck, i dont care!*. Dan coincident, pasangan saya pun ternyata suka banget dengan lagu ini..

Jadi, begitulah akhirnya lagu ini kami declare sebagai love song kami setelah questioner dari MC... dan yang pasti salah satu dari list lagu yang kami susun untuk dimainkan di resepsi pernikahan kami... *tadinya sih mau jadi lagu pengiring pengantin ketika masuk ballroom resepsi..tapi apa daya, para pemusik itu nggak bisa nemuin aransemen lagu ini sebagai musik pengiring...hiks*


Turned out, ternyata lagu kami ini jadi nggak pasaran, dan banyak temen-temen yang suka karena lagu kami sedikit beda... Apalagi di wedding clip kami, theme lagu yang dipakai pun lagu yang sama...

Glad to hear that...


Anyway, enjoy the song...
*and please disregard those cheesy fashion & the "ngembang hair".. har har*




and aslo the latest version...



Is this love that Im feeling,

Is this the love, that Ive been searching for
Is this love or am I dreaming,
This must be love,
cos its really got a hold on me,
A hold on me...

Jun 1, 2009

Death By Kahlua

I went to this cafe on saturday nite.
I checked the book, and i my eyes was stuck on one menu called "devil in disguise".
I asked them how they mix Kahlua in it. They said it cooked togheter with the melted chocolate as garnish.

I order one. They served it perfectly. I cut a small piece and put it in my mouth. I choked. I can feel this mexican coffee liqueur on my throat. It was hot just like other liqueur.

Shit.

They put one spoon of virgin kahlua on my ice cream.

The devil is in disguise.
And that would be a sign...

We've Been Married Nearly 6 Months!

Yes, 13 Juni nanti tepatnya. Perasaan sepertinya baru kemarin saya dan suami sibuk ngurus ini itu untuk persiapan pernikahan. Ternyata waktu cepat berputar.

Speaking of pernikahan kami, saya baru sadar selama ini nggak pernah hanya ada 1 postingan cerita mengenai pernikahan kami. Itu juga sepintas lalu... Emang sepertinya saya terlalu malas untuk meng-update-nya disini. Alasan lain, kami masih menikmati kehidupan pengantin baru... ahahahaha... Setelah blog walking di beberapa blog teman saya yang sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya, saya pikir-pikir lucunya juga kalo saya tulis cerita pengalaman saya sama suami.. walaupun uda lewat. Better late than never *wink*


Mari kita bernapak tilas ke beberapa tahun silam, sebelum akhirnya sampe pada keputusan pernikahan...


HOW WE MET...

Sekitar tahun 2002. Kalau saya nggak salah pertengahan tahun, akhir mei atau awal juni. Saya agak telat "ngeh" dengan suami saya...*sorry schats *. Waktu itu ujian akhir Hukum Acara Perdata. Ada senior sok cool duduk di depan saya. Saya pikir dia angkatan tua yang sedang ngulang mata kuliah hehehe. Tapi setelah lirikan ke dua, mata saya baru nyadar kalo pria ini emang sebenarnya cool dan ehmm... handsome menurut versi saya :). All and all, i think i was in love with him at second sight.

Akhrinya teman main saya yang kebetulan juga temen main dia, Nency, jadi match maker buat kami berdua, setelah iseng-iseng saya nyalamin dia lewat Nency... (hahaha untung salam saya di sambut dan berbalas dengan baik dari Merdi waktu itu :P)

Later, setelah saya merit dengan Merdi, saya baru tau dari salah seorang sahabatnya, Bram, bahwa sebenarnya suami saya ini udah mulai "ngegebet" saya sejak saya semester 1, which means 3 tahun sebelum kami berkenalan. Suami saya malah udah "ngeh" sama saya ketika waktu itu nggak sengaja kita lagi sama-sama ngantri di ATM Borma Setiabudi, dan bahkan pernah 1 kereta dari Bandung ke Jakarta. Tapi jujur aja waktu ditanya, saya nggak inget sama sekali tuh...
Terimakasih Bram, udah ngebuka rahasia Merdi selama ini, hihihihi... Pantesan waktu saya salamin dia beberapa tahun kemudian, dapat sambutan hangat!



THE DATING

Setelah kenalan, kita nggak langsung mulai status pacaran. Kebetulan waktu itu saya udah punya pacar. Hahahaha naughty me! Tapi kondisi pacaran saya waktu itu agak-agak memprihatinkan, jadi saya pikir, kenapa harus setia sama pacar saya ya? Hahahaha...


Sejak kenal sama suami saya, hubungan kita mulai dekat. Tapi masih berstatus teman-dekat-tapi-nggak-mesra2-amet hehehe.. Kadang-kadang kami suka pergi makan bareng, nonton dan sering telfon-telfonan. Acara date sama suami saya nggak romantis standar dilakukan cowo-cowo. Pernah suatu kali, sekitar bulan juni 2002, dia ngajak saya makan martabak di wind tunnel kampus sambil liat bintang-bintang. Nggak perlu restoran/cafe mewah dengan candle light dinner. Tapi cara-cara lain yang dia lakukan justru meninggalkan memori dikepala saya. Memori lain yang juga nempel dikepala saya, waktu saya mau pulang ke Duri, dia tiba-tiba dateng ke Hilton (tempat saya nginap), hanya karena pengen ketemu sebelum saya liburan panjang ke luar negeri... *pengakuan dia later: "kan diluar negeri ga bisa sms-an"... hahaha emang sih jaman dulu provider hp rada-rada sulit buat nyambung ke luar negeri*


Anyway, sejak kami kenal dan dekat, hubungan kami nggak selalu mulus. Seperti roller coaster, ada ups and downs-nya juga. Sebenarnya sejak 2004 awal kami udah pacaran, tapi nggak kaya ABG, nggak pake kata jadian. Tapi lucunya, tanggal 14 februari 2005 (nggak sengaja looh), baru akhirnya kami punya tanggal jadian resmi. Nah loh.. jadi selama ini apa dong? Selama ini moto kami "aku suka kamu suka sudah jangan bilang siapa-siapa" hahahahahaha...


Sejak pacaran resmi di 2005, kami udah memutuskan untuk serius. Mungkin karena waktu itu udah kerja dan udah mulai mikir masa depan. Pembicaraan mengenai marriage udah ada dalam agenda kami, cuma berhubung duit belum banyak, jadi kami belum berani maju, apalagi maju ke orang tua. Lagian waktu itu rencananya saya mau lanjut sekolah di Belanda *yang akhirnya nggak pernah tercapai akibat kelalaian saya..hiks*. Target menikah ketika itu sekitar 2 tahun dari 2005. Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan.

Akhirnya sekitar februari akhir 2008, suami saya ngajak saya menikah paling telat di Desember 2008. Waktu itu saya pikir jaraknya lumayan sempit, mengingat biasanya orang-orang nyiapin pernikahan 1 tahun sebelum. Tapi setelah pembicaraan mateng dan obrolan dengan orang tua, akhirnya kami semua siap tempur!


THE ENGAGEMENT DAY

Acara lamaran/tunangan kami nggak seperti biasanya dilakukan pasangan-pasangan yang mau nikah. Setelah kesepakatan keduabelah pihak orang tua, akhirnya acara lamaran dilakukan tanggal 15 Mei 2008. Orang tuanya Merdi dateng ke rumah orang tua saya di Medan, tanpa didampingi merdi dan saya. Yes, lamaran/pertemuan/tunangan kami hanya dilakukan oleh kedua orang tua kami dan sodara sangat dekat. Lamaran kami juga tanpa cincin. Sebenarnya ada beberapa alasan kenapa acara ini dilakukan dan hanya dihadiri kedua orang tua saja tanpa kami; CPP dan CPW:

1. untuk nyesuaikan tanggal nggak gampang mengingat orang tua merdi nggak berdomisili di Indonesia, dan orang tua saya yang saat ini berdomisili di Medan. Mungkin pertemuan 2 keluarga akan lebih gampang jika sama-sama 1 kota. Kebetulan juga orang tuanya nggak bisa lama-lama di Indonesia, karena kerjaan menanti di luar sana.

2. Tanggal 15 Mei itu adalah hari ke 2 saya bekerja di kantor baru, CBA group.
artinya saya nggak bisa seenaknya ambil izin pulang 2 hari apalagi cuti. Bisa-bisa saya nggak lulus probation jadinya. Demi masa depan, lebih baik saya nggak ikut ke Medan.

3. Merdi yang tiba-tiba juga dapet kerjaan mendadak dari client *embel-embel marked URGENT*, yang akhirnya dia terpaksa stay di Jakarta.

Nevermind, biar adil, akhirnya kita berdua nggak ikut ke Medan. Urusan lamaran, leave it to our parents.

Acara lamaran berlangsung lancar. Sore-sore saya dapet update dari bapak saya mengenai proses acaranya. Alhamdulillah. Sore itu juga orang tua dan keluarga Merdi terbang ke Jakarta karena masih harus melakukan medical check up sebelum terbang lagi.

Acara lamaran kami juga nggak pake tukar cincin, karena:
1. CPP dan CPW aja nggak ditempat
2. Orang tua saya penganut paham Asia dan Islam kental untuk urusan lamar-nikah, yang nggak kenal dengan acara "tukar cincin". Padahal kalau dipikir-pikir bapak saya WNA Belanda yang hijrah jadi WNI, tentunya menganut paham tukar cincin. Tapi ternyata bapak saya setuju bahwa itu bukan cara-cara islam.
3. Orang tua saya *lagi-lagi* nggak setuju dengan jarak waktu lamaran yang terlalu jauh dengan perkawinan. Pamali katanya. Percaya nggak percaya sih. Pengalaman, beberapa orang yang kita kenal akhirnya nggak jadi nikah karena jarak yang terlalu lama ini. Kalau kata orang Melayu, "darahnya manis". Mungkin maksudnya disini, tiap orang yang mau nikah, pasti banyak banget godaannya. Bisa-bisa malah bikin putus ditengah jalan. Dan ternyata ketika persiapan nikah, sering banget saya dan suami nggak sependapat, yang akhirnya bikin kita ribut. Tapi untungnya the worst case itu nggak terjadi.



THE WEDDING PRERARATION

Seperti yang udah pernah saya post sebelumnya, persiapan merit kami semuanya cepat kilat. Mulai dari gedung sampai printil-printil nggak penting.

Atas pertimbangan orang tua, akhirnya kami sepakat untuk melangsungkan pernikahan di Hotel. Alasannya, biar simple pada hari H. Semua pihak bisa nginep di hotel yang sama, untuk meminimaliskan keterlambatan dan halangan yang tak terduga.

Survey sana sini, sebenarnya ada beberapa hotel yang jadi list kami, hotel sahid, le meredien, gran mahakam dan grand kemang. Semua ada plus minusnya. Tapi akhirnya yang terbaik adalah Hotel Sahid dengan pertimbangan, lokasi strategis, di tengah-tengah pusat bisnis, Jl Sudirman. Semua orang tau lokasinya. Akses kesana mudah. Pertimbangan kedua waktu itu karena hotel sahid sedang renovasi besar-besaran, dan direncanakan akan selesai pertengahan november. Artinya saya akan mendapatkan ballroom bagus dan baru untuk acara resepsi nanti. Fresh from the oven! Sebenarnya kami semua sempat dag dig dug, siap nggak nih nanti renovasinya? Sempat juga saya malem-malem dateng kesana sama suami (sekitar pertengahan oktober), dan alamaaaak.... asbesnya masih belum di pasang! Keramik lantai baru setenga jadi! Apalagi lampu-lampu dan chandelier-nya... jangan tanya deh! Tapi untungnya janji-janji surga marketing hotel sahid ditepati juga. Sekitar awal Nov, ruangan udah 99% jadi, tinggal ac yang waktu itu belum terpasang semua. Dan saya cukup amaze dengan hasil renovasinya. Beyond my expectation. Dinding baru dan bersih, chandelier mewah, dan karpet baru! Woohoo.. We salute you Sahid Management!

Petimbangan ketiga, compare dengan hotel-hotel lain, dengan harga yang nggak jauh beda, makanan dan fasilitas yang diberikan Sahid jauh dari hotel lain. Saya nggak nyangka bahwa makanannya berlimpah ruah. Bahkan fruit display diacara tergolong mewah, ada anggur, pear, kiwi, etc etc.. nggak standar kaya catering2 pada umumnya. Belum lagi aneka salad yang mencapai 6jenis dan dessert yang sangkin banyaknya-nggak-cukup-ditanggung-perut, hihihi.. Soalnya motto ibu saya dan juga ibu mertua saya "jangan sampe kita kehabisan makanan sebelum acara selesai...malu sama tamu". And voila... pas hari H, makanan berlebih sampai selesai acara. Dan semua sodara pun bergotong royong membungkus makanan resepesi kami untuk dibawa pulang!

Dan kami pun mendapat discount 50% harga kamar untuk setiap tamu yang ingin menginap di hotel pada hari H. Nggak dibatasin jumlah kamar yang mau di booking. Satu lagi kemudahan buat kami dan seluruh keluarga besar, untuk ballrom akad dipagi hari, kami mendapat free! Padahal daya tampungnya cukup gede, buat 120rang. Dan ballroomnya juga baru selesai renovasi. Cihuy! Ternyata banyak kemudahan yang diberikan kepada kami.


Setelah makanan, menurut kami yang nomer 2 penting itu dekorasi. Sayang rasanya kalau udah dapet ballrom bagus, makanan enak, tapi dekorasi nggak sesuai. Urusan dekor, urusan perempuan. Jadi saya dan ibu saya survey kesana kesini buat compare model dan harga. Awalnya pilihan jatuh pada "kado istimewa". Penwaran dan impres dari mereka pertama kali bagus. Tapi setelah meeting ke-3, kok mulai keliatan ya marketingnya? Belum lagi saya sempat di gantung 2 minggu nggak ada kabar dari si empunya, mengenai status dekor dan penawaran harga dari saya. Jujur, saya lebih concern dengan "how they treat their customer" daripada hal-hal lain. Kalau saya sebvagai customer nggak terlalu di anggap sama mereka, gimana mereka bisa memuaskan keinginan saya nantinya?? Akhirnyapun kado istimewa saya coret dari list, dan itu udah sekitar kurang dari 2 bulan dari hari H!

Sedikiti pengalaman dari saya buat calon pengantin, kalau mau pake kado istimewa, ati ati deh. Mereka kok sepertinya profesional di awal, tapi dibelakang nggak menghargai client-nya yah. 2 minggu nyuekin client adalah hal FATAL! Emang nggak panik apa, nggak dapet kabar dari orang dekor selama 2 minggu, padahal acara tinggal 2bulan lagi?? Masalahnya waktu itu saya belum final dengan dekor, warna, bunga etc etc yang akan dipakai pas hari H. Dan menentukan detail dekor nggak segampang yang kita bayangkan.


Denga sistem kebut, akhirnya saya dapat dekor baru. Iseng-iseng saya buka weddingku.com. Namanya Tan Dekor. Vendornya nggak terlalu gede dan "bernama" kaya kado istimewa, tapi kesan saya waktu nelfon mereka cukup bagus. Waktu itu saya nelfon mereka untuk minta perincian harga dan contoh portfolionya. Sipemilik, steffany langsung bilang bahwa dia keberatan kalau contoh foto2 dikirm by email. Alasannya fair enough: mereka nggak mau contoh hasil disain mereka di contek tapi kita nggak make jasa mereka. Akhirnya dia ngasi solusi untuk ketemuan aja sambil nunjukin port folio-nya. Dan kalau ternyata nggak jadi make mereka juga nggak apa-apa. Akhirnya saya ketemu dengan steffany dan setelah nego sana sini dan memutuskan disain yang saya mau, kami pun bersalaman tanda sepakat. Deal!


Tema yang saya pilih, pink-gold. Bukan karena saya suka pink dan bukan karena saya suka gold. Tapi karena jauh hari saya udah beli baju resepsi, dimana bahan dasaranya emas dengan bordir dan payet pink diseluruh kain. No choice, saya terpaksa menyesuaikan warna biar nggak terlalu menyimpang nantinya. Untuk fresh flowers, saya sebenarnya nggak terlalu ngerti, so i leave it to my mom & steffany. Mereka sepakat untuk bunga dikombinasi hijau, ungu, putih dan merah, biar nggak terlalu monoton (pas hari H, ternyata bunga-bunganya beyond my expectaion! thanks mom!).


Fotografer dan Video, saya pake capture photography. Yang punya temen saya sendiri. Temen diving tepatnya. Saya lebih percaya sama teman daripada vendor yang saya nggak kenal. Soalnya teman pasti lebih ngerti maunya saya, apalagi saya mau momen2 yang di abadikan nggak cuma ngasal. Tapi juga valueable. Beruntung saya kenal bary....
Untuk harga, jujur ini harga teman. Dengan paket yang dikasih bary, harganya murah banget! Saya dapet 6 foto prewed cetak kanvas ukuran 50x60 (big enough!), 4 album cover leather akad dan resepsi, 1 album juga covernya leather untuk prewed (semuanya ukuran 30x25cm 20 halaman. Liputan prewed dilokasi mana aja saya mau-udah termasuk harga transport & makanan (hehehe), dan..... isi foto yang bisa saya pilih sendiri untuk dicetak. Sempat tanya fotografer kanan kiri, ternyata nggak semua foto-foto itu bisa dipilih sendiri sama pengantin untuk dicetak lho... rata2 mereka batasin beberapa foto aja, sisanya fotografer yang milihin untuk di edit dan dicetak. Dengan paket yang saya dapet, compare dengan fotgrafer lain, harganya rata2 di atas 20jutaan semua. Tapi saya...below 15juta saja.... hahahaha, sekali lagi thanks to bary.. Next dive gw janji nggak ngerjain elu lagi deh dikedalaman 25m, hihihihi...


Printil-printil seperti udangan dan souvenir.... justru kebalik dengan saya, SANGAT PENTING buat Merdi. Menurutnya, jangan sampai undangan nggak sesuai dengan hotelnya.
Heh?? I don't care....
Toh undangan juga akan dibuang sama tamu. Anyway, undangan kami warnanya ungu pekat-gold dengan stiker inisial kami sebagai penutup halaman. Idenya di ambil dari undangan hotel Dharmawangsa untuk acara corporate kakak saya. Simple dan elegan. Dan nggak pake foto-foto di dalemnya untuk menghindari kesan norak, hehehe. Dipostingan yang dulu, saya sempat mentioned souvenir kami sesuatu yang shiny. Awalnya pilihan kami jatuh pada key holder silver polos dengan bentuk unik unik. Ketika saya pesen sama vendornya, stok gantungan kuncinya masih mencukupi jumlah udangan saya. Tapi pas saya kembali besoknya buat bayar DP, tiba-tiba vendornya bilang stocknya ga cukup, dan mau diganti sama pembuka botol dengan material sama. Hell no! Besok-besok bisa bisa dia malah ganti dengan gantungan kunci kayu lagi. So, saya batalkan saat itu juga. Artinya, survey lagiiiiiiii....
Setelah ngobrol sama Merdi, akhirnya kami memutuskan untuk ganti souvenir dengan yang lebih simple dan nggak ngerepotin tamu. Pertimbangan pertama, jangan sampe bayar souvenir mahal tapi buntu-buntunya akan dibuang sama tamu... Sukur-sukur dijadikan hiasan rumah. Saya nggak rela buang duit 6000rupiah per souvenir dan berakhir di tempat sampah. Keputusan kami akhirnya jatuh pada chocolate praline buatan mba Liza. Simple, nggak ngerepotin tamu nenteng-nenteng suvenir gede sambil makan pas diresepsi dan juga NGGAK MUBASIR! hahaha... Dan yang paling seneng, kotak-kotak coklatnya simple dan elegan!
Jadi, pulang dari resepsi, para tamu bisa menyantap coklat pralin suvenir kami di mobil :) Semua senang! Cokelat Pralinenya pun enak!





Next, wedding gown... saya jait di Amil Busana. Amil busana ini khusus buat baju kawinan. Punyanya Diamod Catering yang juga buat kawinan. Alamatnya di jalan Amil daerah Pejaten. Pengalaman waktu nikahan kakak saya dulu, semua puas dengan hasil jaitannya. Harganya pun nggak terlalu mahal, kaya tukang jait kebaya kawinan lainnya. Yang pasti nggak sampe harus ngeluarin duit 5juta hanya untuk 1 baju doang. Karena saya udah kenal sama disainernya, konsultasi model dan payet-payet yang akan digunakan juga lebih enak. Orang-orang disana banyak ngasih masukan. AKhirnya untuk akad, saya milih brokat putih bersih dengan bordir dan payet emas di bagian dada ke atas dan batik untuk bawahannya. Model bajunya juga simple dan anggun. Model kerah tinggi nempel ke leher. Saya nggak suka pake kebaya model "buka-bukaan" untuk akad. Karena akad saya dilakukan dengan cara islam. Menurut saya pamer dada bukan cara yang bagus untuk memulai suatu kehidupan baru.
Dan Merdi.... hmmm akhirnya dia mau pake baju beskap warna putih plus lilitan batik di pinggang. Nggak gampang buat nyuruh dia pake baju sperti itu... hahahaha...

*makan setelah akad...wooohoo semua pada laper*

Sedangkan untuk resepsi, saya milih model krah victorian queen.. alasannya karena leher saya jenjang dan kebaya berpotongan dada rendah dengan model sabrina udah standar banget. Pertimbangan lain, model kebaya juga harus saya sesuaikan dengan hair-do saya nantinya. Yang pasti saya nggak mau model konde biasa ditaburi melati-melati bergelantungan dari kepala pengantin. Saya cuma mau pake bunga tok di sebelah telinga. Acara resepsi saya kan internasioanal, dan saya nggak punya "adat" indonesia. So, no sunting, no melati bergelantungan, no lukis-lukis jidat bak putri keraton. A perfect hair do dan fresh flower sudah cukup. Sementara Merdi, dari awal kami udah sepakat dia akan pake jas kawin model internasional, lengkap dengan rompi dan dasi. Sebenarnya ini saran dari bapak saya, yang nggak suka pake beskap dan berdiri lama-lama di pelaminan. Buang-buang duit aja jait baju yang akan dipakai 1x seumur hidup, katanya. So, para bapak-bapak pun mengenakan jas internasional yang sama dan pastinya bisa dipakai untuk acara-acara lain... hahahaha bravo to my dad!


*happy smile from bride and groom*



Anyway.. will continue later yaa..

When Time Has Become Oh So Fleeting!


It's june already. ALREADY! Gee..where the hell the weeks go? Aaaaah, that's right, i've been caught up in my "autisme" world where everything is due tommorrow.

Inhale..

It's been arough week. My father in law is still in the hospital. But thankful, mentally he is in good condition. I have to come visit him everyday and husband also needs support from me. Daddy said i have to accompany him every second and give the best to my husband. I hope everything's gonna be alright.

Another thing is, job in office is keep coming. Everytime I finish one task, another 3 lands on my table. And they are all due tommorrow. E-mails also keep coming in, and it's marked URGENT. Pheew!

I have no time to hit the gym. Gee, no wonder these 5kilos seems to be lingering around my body!


i know, i know... i should stop complaining and whining like babies


Exhale...